• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
AsuransiTOP

AsuransiTOP

Apa itu Cash Value (Nilai Tunai) dalam Asuransi Jiwa?

AsuransiTOP - Agen Asuransi Jiwa Manulife

Pernah denger orang ngomong, “Asuransi jiwa aku tuh kayak tabungan juga”?

Nah, biasanya mereka lagi ngomongin soal cash value (nilai tunai), bagian dari polis asuransi jiwa yang sering banget disalahpahami.

Dan ini fakta yang mungkin bikin kamu kaget: lebih dari 60% pemilik whole life insurance bahkan nggak sadar kalau mereka sebenarnya lagi ngebangun cadangan dana yang bisa dipakai selagi masih hidup.

Serius, itu uang beneran dan cuma ngendap di situ!

Artikel ini bakal jelasin apa sebenarnya yang dimaksud dengan cash value, gimana cara kerjanya, dan apakah ini hal yang perlu kamu perhatikan atau nggak.

Entah kamu baru mulai kepo soal asuransi jiwa permanen atau udah bayar premi rutin tiap bulan, panduan ini bakal bantu kamu benar-benar ngerti dan manfaatin nilai uang kamu.

Table of Contents

Toggle
  • Apa Itu Cash Value (Nilai Tunai) dalam Asuransi Jiwa?
  • Bagaimana Cash Value Bertumbuh Seiring Waktu?
  • Cara Menggunakan Cash Value dari Asuransi Jiwa
    • Minjam dari Cash Value (alias Pinjaman Polis)
    • Menarik Uang Langsung dari Cash Value
    • Pakai Cash Value Buat Bayar Premi
    • Mencairkan Cash Value dengan Menyerahkan Polis (Surrender)
  • Siapa Saja yang Cocok Punya Polis Asuransi dengan Cash Value?
    • Orang Kaya yang Pingin Numbuhin Dana Bebas Pajak
    • Perencana Jangka Panjang yang Butuh Tambahan Dana Pensiun
    • Orang Tua yang Mau Biayai Kuliah atau Rencanakan Warisan
    • Tapi… Nggak Cocok Buat Semua Orang

Apa Itu Cash Value (Nilai Tunai) dalam Asuransi Jiwa?

Oke, pertama kali aku denger istilah “cash value” di asuransi jiwa, aku cuma angguk-angguk sok paham… padahal dalam hati kosong.

Kupikir asuransi jiwa itu cuma gini: bayar tiap bulan, nanti kalau meninggal, keluarga dapet uang. Sederhana, kan?

Eh, ternyata ada lapisan lain yang nggak aku tahu, namanya cash value atau nilai tunai, dan pas aku ngerti cara kerjanya… rasanya kayak nemu fitur rahasia di game yang selama ini aku mainin asal-asalan.

Intinya, kalau kamu punya polis asuransi jiwa permanen kayak whole life, universal life, atau variable life, kamu nggak cuma beli perlindungan buat orang yang kamu sayangi. Kamu juga sekaligus nabung buat diri sendiri.

Yuk, kita bahas ini dengan bahasa manusia normal.

Setiap kali kamu bayar premi untuk asuransi jiwa permanen, sebagian dari uangnya masuk ke *death benefit* (uang pertanggungan yang diterima ahli waris saat kamu meninggal), dan sebagian lagi masuk ke akun sampingan.

Nah, akun sampingan itu yang disebut cash value. Bayangin kayak celengan yang tumbuh pelan-pelan di dalam polis kamu.

Nilainya bertambah seiring waktu, dan kamu bisa pakai selagi masih hidup.

Bisa dipinjam, bisa buat bayar premi, bahkan bisa dicairkan kalau suatu hari kamu mutusin buat batalkan polisnya.

Tiap jenis polis punya cara kerja yang beda-beda. Kalau whole life insurance, pertumbuhan cash value-nya dijamin.

Pelan tapi pasti, kayak mobil tua yang selalu bisa diandalkan. Universal life kasih kamu fleksibilitas lebih soal cara bayar dan bunga *cash value*-nya, tergantung tingkat suku bunga.

Nah, variable life agak lebih menantang. Kamu bisa investasikan cash value ke semacam reksa dana, bisa tumbuh cepat atau jeblok juga bisa, tergantung pasar. Cocok buat kamu yang nyaman sama naik-turun investasi.

Kesalahan besarku dulu? Aku kira cash value dan death benefit itu sama. Ternyata beda, sob.

Kalau kamu meninggal, yang diterima keluarga ya death benefit-nya aja, bukan dua-duanya.

See also  Kapan Waktu Terbaik Membeli Asuransi Jiwa?

Dalam kebanyakan polis, cash value-nya malah kembali ke perusahaan asuransi saat pencairan.

Sakit nggak tuh? Makanya, banyak orang milih buat manfaatin cash value itu waktu masih hidup, biar nggak hilang sia-sia.

Soal kapan mulai bertambah nilainya, jangan berharap langsung nambah drastis.

Biasanya butuh beberapa tahun sampai nilainya terasa, apalagi di awal, waktu sebagian besar pembayaranmu kepotong biaya administrasi dan biaya perlindungan.

Tapi lama-lama? Pelan-pelan tumbuh juga. Aku sendiri baru mulai lihat perkembangan berarti sekitar tahun kelima.

Sekarang kalau dipikir-pikir, aku berharap dulu ada yang jelasin semua ini ke aku lebih awal.

Bertahun-tahun aku nganggep polis itu cuma buat jaga-jaga kalau aku meninggal. Padahal dia juga diam-diam jadi semacam tabungan.

Jadi kalau kamu punya polis asuransi jiwa permanen, coba deh cek laporan terbarumu.

Bisa jadi kamu punya “tabungan tersembunyi” lebih dari yang kamu kira.

Bagaimana Cash Value Bertumbuh Seiring Waktu?

Oke, ini bagian yang dulu bikin aku bingung setengah mati: cash value itu sebenarnya tumbuh dari mana, sih?

Uangnya datang dari mana? Apa perusahaan asuransi ngasih kayak kartu hadiah gitu tiap bulan?

Jawaban singkatnya: enggak.

Jawaban panjangnya? Sebenarnya, sistemnya cukup pintar.

Setiap kali kamu bayar premi untuk polis asuransi jiwa permanen (kayak whole life, universal life, atau variable life), uangmu dibagi jadi beberapa bagian.

Sebagian masuk buat biaya perlindungan, alias bagian “kalau kamu meninggal, kami bayar.”

Sebagian lagi buat nutup biaya administrasi (dan iya, ada biayanya). Nah, sisanya? Itu yang masuk ke akun cash value kamu.

Awal-awal, aku sempat kecewa lihat betapa kecilnya nilai cash value yang masuk.

Tahun pertama, kedua? Rasanya kayak dapat uang recehan. Tapi masuk tahun ketiga atau keempat, angkanya mulai naik pelan-pelan.

Kayak nanem pohon, nggak keliatan hasilnya langsung, tapi makin lama akarnya makin kuat dan mulai tumbuh.

Pertumbuhan cash value ini tergantung banget dari jenis polis yang kamu punya.

Kalau kamu pakai whole life, pertumbuhannya dijamin. Cocok buat orang yang anti kejutan.

Perusahaan asuransi biasanya janjiin bunga tetap, sekitar 2-4% per tahun, dan kadang kasih dividen kalau keuangan mereka lagi oke.

Pas aku dapet dividen pertama, walau kecil, rasanya puas banget. Kayak dapet bonus nggak terduga.

Kalau kamu pakai universal life, ada fleksibilitas lebih. Pertumbuhannya bisa ikut suku bunga, jadi bisa naik kalau pasar bagus… tapi ya bisa juga turun.

Tetap cukup stabil, tapi nggak seaman whole life.

Nah, buat kamu yang suka tantangan: variable life insurance kasih kamu pilihan buat investasikan cash value ke sub-akun semacam reksa dana.

Kalau pasar lagi naik, cash value-mu bisa tumbuh jauh lebih cepat. Tapi kalau pasar lagi turun… ya siap-siap juga.

Aku pribadi nggak seberani itu, tapi banyak juga yang suka potensi keuntungannya.

Yang perlu dicatat: berapa pun jenis polisnya, biasanya butuh waktu, sekitar 5 sampai 10 tahun, sampai cash value kamu jadi “terasa”.

Jadi kalau kamu ngira bisa ambil polis tahun ini, terus tahun depan mau pinjam buat lunasin mobil… eh, ya… kemungkinan besar nggak bakal cukup.

Polis kayak gini emang buat jangka panjang. Makin lama kamu tahan, makin besar nilai yang bisa tumbuh, apalagi karena efek bunga majemuk.

Satu hal yang aku pelajari dengan cara yang nggak enak? Kalau kamu pinjam dari cash value tapi nggak bayar balik, nilai *death benefit*-mu bisa berkurang.

See also  Tips Beli Asuransi Jiwa Saat Berusia Diatas 50 Tahun

Artinya, uang yang diterima keluargamu nanti bisa lebih sedikit. Jadi ya, cash value itu berguna banget, tapi bukan semacam makan siang gratis juga.

Kalau kamu lagi mikir, “worth it nggak sih nungguin cash value ini tumbuh?” Jawabannya: memang butuh waktu.

Tapi begitu mulai jalan, dia bisa jadi bantalan keuangan yang nyaman banget.

Nggak ada sulap-sulapan di sini, cuma butuh waktu, perhitungan, dan strategi.

Cara Menggunakan Cash Value dari Asuransi Jiwa

Oke, bayangin gini: kamu udah punya polis whole life insurance selama beberapa tahun, dan sekarang saldo cash value-nya udah lumayan.

Kamu login, lihat angkanya, terus mikir, “Eh, ini uang bisa dipakai beneran nggak, sih?”

Jawabannya: bisa banget.

Itulah salah satu keuntungan terbesar dari asuransi jiwa permanen, uang yang ngumpul di cash value itu bukan cuma pajangan manis di laporan kamu.

Kamu bisa pakai, tergantung kebutuhan dan seberapa nyaman kamu sama konsekuensinya.

Minjam dari Cash Value (alias Pinjaman Polis)

Ini cara pertama yang aku coba, dan jujur aja, rasanya aneh. Kayak minjam uang… dari diri sendiri.

Nggak perlu cek BI Checking, nggak perlu approval ribet-ribet. Aku cuma isi formulir, dan dalam beberapa hari duit langsung masuk ke rekening.

Yang keren? Pinjaman ini nggak muncul di laporan kredit, dan bebas dipakai buat apa aja.

Waktu itu aku pakai buat benerin pipa bocor di rumah (ya ampun, urusan pipa itu mimpi buruk). Tapi ya, tetap ada bunganya.

Kalau kamu nggak balikin uangnya, jumlah yang belum dibayar bakal dipotong dari death benefit nantinya.

Jadi, meskipun itu uang kamu sendiri, perusahaan asuransi tetap ngitung bunga kayak bank.

Pelajaran yang aku dapat? Selalu punya rencana (meski longgar) buat bayarin pinjaman itu balik, walaupun pelan-pelan.

Kalau enggak, bisa-bisa orang yang kamu tinggalkan nanti dapat uang pertanggungan lebih sedikit dari yang seharusnya.

Menarik Uang Langsung dari Cash Value

Menarik dana alias withdrawal sifatnya lebih permanen dibanding pinjaman.

Misalnya kamu cuma mau ambil sebagian uang dan nggak niat balikin lagi, itu bisa aja, tergantung polisnya.

Aku pernah pakai cara ini buat bantu bayar uang kuliah keponakan satu semester.

Kabar baiknya, uang yang kamu tarik sampai jumlah total premi yang udah kamu bayarin biasanya bebas pajak.

Tapi kabar buruknya? Kalau kamu tarik lebih dari yang udah kamu setor (misalnya hasil bunga atau keuntungan investasi), selisihnya bisa kena pajak penghasilan.

Plus, nilai cash value dan death benefit kamu bisa turun.

Aku selalu bilang ke teman-teman: jangan anggap ini celengan kecuali kamu rela nilai warisan keluarga jadi lebih kecil nantinya.

Pakai Cash Value Buat Bayar Premi

Yang ini berasa kayak life hack. Kalau cash value kamu udah cukup besar, kamu bisa pakai buat nutup premi bulanan atau tahunan.

Aku pernah lakuin ini waktu keuangan lagi seret, dan rasanya kayak punya dana darurat yang nyelamatin banget.

Tapi hati-hati juga: kalau kamu terlalu sering nguras cash value, dan saldonya nggak cukup buat menopang biaya polis, polisnya bisa lapse alias hangus.

Dan kalau udah lapse? Pilihannya: kena penalti, bayar lagi buat aktifin ulang (dengan evaluasi kesehatan ulang juga bisa), atau mulai dari nol.

Mencairkan Cash Value dengan Menyerahkan Polis (Surrender)

Ini opsi “jalan terakhir.” Kamu batalin polisnya dan ambil semua nilai cash value yang udah ngumpul.

See also  Kapan Waktu Terbaik Membeli Asuransi Jiwa?

Aku sendiri belum pernah lakukan, tapi pernah bantu temen yang kepepet keuangan dan terpaksa ambil opsi ini.

Dia dapet dana lumayan besar buat hindari utang, tapi ya… otomatis kehilangan perlindungan asuransinya.

Catatan penting: kalau uang yang kamu dapat lebih besar dari total premi yang udah kamu bayar, selisihnya bisa kena pajak.

Dan sering kali ada biaya penalti kalau kamu surrender di tahun-tahun awal. Jadi, uang yang kamu terima bisa lebih kecil dari yang kamu kira.

Siapa Saja yang Cocok Punya Polis Asuransi dengan Cash Value?

Aku ngomong jujur aja ya—cash value life insurance itu nggak cocok buat semua orang.

Pas pertama kali denger soal ini, pikiranku langsung, “Hah? Jadi bisa punya asuransi dan nabung sekaligus?

Wah, langsung daftar dong!” Tapi begitu aku baca detailnya, baru sadar… ternyata nggak sesederhana itu.

Bukan model “satu solusi buat semua orang”.

Jadi, siapa sih yang sebenarnya bisa dapet manfaat paling besar dari polis asuransi dengan cash value?

Yuk kita bahas satu per satu.

Orang Kaya yang Pingin Numbuhin Dana Bebas Pajak

Kalau kamu udah maksimalin tabungan pensiun dan masih punya dana lebih yang pengin kamu kembangkan tanpa kena pajak tiap tahun, polis asuransi permanen dengan cash value bisa jadi alat yang cerdas.

Aku kenal seseorang, kerja di bidang keuangan, usia 40-an, gaji tinggi yang pakai whole life policy kayak rekening tabungan pribadi.

Dia pinjam dari cash value-nya buat investasi, bayar kembali, dan sisanya terus berkembang lewat bunga majemuk.

Keuntungannya? Nggak ada batas kontribusi tahunan, dan pertumbuhannya nggak kena pajak selama kamu ikutin aturannya.

Buat yang ada di golongan pajak tinggi, ini bisa jadi strategi emas.

Perencana Jangka Panjang yang Butuh Tambahan Dana Pensiun

Nah, bagian ini relate banget sama aku. Aku punya teman yang super terencana, hidupnya penuh spreadsheet dan grafik proyeksi keuangan.

Dia ambil universal life policy dari umur 30-an, dan sekarang di usia 50-an akhir, dia pakai cash value-nya sebagai sumber pemasukan tambahan yang bebas pajak waktu pensiun.

Dia nyebutnya “pensiun kedua.” Nggak gede-gede amat, tapi cukup buat jalan-jalan atau nutup biaya tak terduga tanpa ganggu tabungan pensiunnya.

Tapi catatan penting ya, jangan asal tarik dana terlalu banyak, karena bisa bikin polisnya batal dan malah dikenai pajak.

Orang Tua yang Mau Biayai Kuliah atau Rencanakan Warisan

Buat orang tua yang pengin gabungin perlindungan dan tabungan, jenis polis ini bisa kerja dua arah sekaligus.

Aku pernah ngobrol sama seorang ibu di acara sekolah, dan dia pakai variable life insurance buat bantu bayar biaya kuliah anaknya.

Dia pinjam dari cash value, bayar pelan-pelan ke dirinya sendiri, dan perlindungan tetap jalan.

Buat yang mikirin warisan, apalagi kalau punya aset kayak properti atau bisnis, polis kayak gini bisa bantu nutup pajak warisan atau ninggalin sesuatu tanpa ribet.

Bahkan ada yang pakai buat “bagi warisan adil” kalau satu anak dapet bisnis keluarga dan anak lain nggak.

Tapi… Nggak Cocok Buat Semua Orang

Kalau kamu lagi hidup dengan anggaran ketat dan tujuan utamanya cuma ngelindungi keluarga kalau kamu kenapa-kenapa?

Jujur aja, term life insurance jauh lebih masuk akal. Jauh lebih murah, dan kamu bisa dapet uang pertanggungan besar dengan biaya kecil dibandingkan polis cash value.

Aku pernah lihat orang kejebak beli polis permanen yang mahal karena dikira “lagi investasi,” tapi akhirnya mereka batalkan setelah beberapa tahun karena preminya bikin napas sesak.

Dan waktu dibatalin lebih awal? Nilainya hampir nggak ada yang balik. Sakit banget, sumpah.

Intinya, cash value policy itu powerful, tapi cuma kalau kamu bener-bener butuh, mampu, dan tahu cara pakainya.

Kalau cuma butuh perlindungan murni dan bujet terbatas? Jangan ragu ambil yang simpel aja dulu.[]

Terkait

  • Kapan Waktu Terbaik Membeli Asuransi Jiwa?

Filed Under: Tips Asuransi Jiwa Tagged With: cash value, nilai tunai

Primary Sidebar

More to See

Apa itu Cash Value (Nilai Tunai) dalam Asuransi Jiwa?

31/05/2025 By syafril.hernendi@gmail.com

Kapan Waktu Terbaik Membeli Asuransi Jiwa?

31/05/2025 By syafril.hernendi@gmail.com

Copyright © 2025 · AsuransiTOP